Beasiswa dibalik peningkatan IPK

Setiap tahunnya 11 jenis beasiswa dari berbagai sponsor ditawarkan kepada mahasiswa Fakultas Pertanian. Sebagian dari beasiswa tersebut ditujukan untuk mengapresiasi prestasi akademik mahasiswa. Ratusan mahasiswa pun mendaftarkan diri dan bersaing dengan pendaftar lainnya.

 

Seperti dipantau Agrica pada musim beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) tahun ini. Terlihat di bagian kemahasiswaan pada Senin (26/3), tumpukan stopmap berwarna hijau berisi berkas ratusan pendaftar beasiswa PPA memenuhi ruangan. Hal tersebut telah diprediksi oleh Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian, Dr. Ir. V. Prihananto, M.Si., “Sudah diprediksi pendaftar meningkat, jadi kami atur time schedule dengan melonggarkan jangka waktu penerimaannya,” ujarnya (26/3).

Beasiswa yang paling laris diburu pendaftar ini, dinilai berhasil memacu mahasiswa meningkatkan prestasi akademik, dalam hal ini IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Berdasarkan data Bagian Kemahasiswaan tahun 2011, Sebanyak 332 orang mahasiswa tercacat sebagai pendaftar PPA.  Batas IPK terendah penerima PPA yaitu 3,35 dengan pendaftar mencapai lebih dari 300 orang. Artinya, lebih dari 20 persen mahasiswa pertanian mengantongi IPK lebih dari 3,00. Angka tersebut belum termasuk pendaftar beasiswa selain PPA.

Sesuai namanya, beasiswa PPA sebagai apresiasi dan motivasi peningkatan prestasi akademik sukses mendongrak mahasiswa menaikkan IPK-nya. Di samping motivasi pribadi menaikkan IPK juga untuk mendapat predikat kelulusan dan syarat melamar pekerjaan. Seperti dituturkan salah satu pendaftar PPA 2012, Aam Amalia, mahasiswa Agribisnis 2009, “Utamanya emang buat predikat kelulusan, secara nggak langsung motivasi beasiswa juga,” tuturnya (28/3).  Ia melanjutkan, hal itu ditunjang  naiknya nominal beasiswa dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 4,8 juta. Mahasiswa semakin termotivasi untuk mendaftar, yang harus memenuhi persyaratan IPK diatas 3,00.

Lidya, mahasiswa Agribisnis 2009, pun sependapat adanya beasiswa seperti PPA mendorong dirinya meningkatkan IPK. “Iya pasti. Apalagi dipajang ranking IPKnya,” ujarnya dengan tegas (28/3). Selain itu, ia mengaku terpacu mendaftar PPA setelah sebelumnya mendapatkan PPA pengganti karena bersaing dengan ratusan pendaftar lainnya.

Atmosfer ketatnya persaingan menjadi nyata sebab jumlah mahasiswa pertanian meningkat. Jumlah pendaftar pun bertambah sementara kuota penerima Beasiswa PPA tetap 150 orang. Jumlah tersebut terbagi menjadi 110 untuk mahasiswa lama dan 40 untuk mahasiswa baru.

Sayangnya,  belum ada evaluasi dari pihak  Kemahasiswaan khususnya PD III terkait hal ini. Sehingga belum terukur seberapa tinggi pengaruh beasiswa khususnya PPA terhadap kenaikan prestasi akademik, dalam hal ini IPK mahasiswa.  “Sejauh ini belum ada evaluasi. Mungkin ke depannya bisa kita evaluasi,” pungkas PD III.  (Widya, Maman, Lani)

Leave a comment